Sponsored Link
Modus Pacaran Berkedok Ta’aruf | BELAKANGAN ini
ta’aruf mengalami penyempitan makna. Bahkan dalam
praktiknya, banyak yang mengidentikkan
ta’aruf dengan pacaran. Salah
satu penyebabnya adalah maraknya ta’aruf yang dilakukan oleh para ikhwan
maupun akhwat di dunia maya. :# Padahal, sejatinya yang mereka lakukan itu
adalah
pacaran berkedok ta’aruf, karena dalam aksinya, tiada lagi hijab
dalam interaksi bagi akhwat dan ikhwan bukan mahram, seakan bebas
landas, curhat di jejaring sosial facebook, hujat-hujatan. Itulah
pacaran terselubung dengan membawa topeng ta’aruf. :c
Berikut saya akan jelaskan secara rinci tentang apa sih
pacaran yang berkedok ta'aruf itu :)
Modus Pacaran Berkedok Ta’aruf adalah proses perkenalan wanita dan laki-laki yang bukan
mukhrim dalam sebuah hubungan yang rasional dan halal yang hanya
mengharapkan ridho tuhan dan yang akan menghasilkan dua kemungkinan
yakni kemungkinan pertama adalah ta’aruf yang akan berujung pernikahan
dan yang kedua adalah ta’aruf yang hanya berujung persaudaraan atau
tidak berujung ke pernikahan. Biasanya proses ta’aruf ini dilakukan oleh
orang-orang yang mengerti agama atau biasa disebut orang alim. :y
Orang-orang seperti mereka lebih memilih proses ta’aruf karena mereka
mematuhi aturan agama. Ta’aruf sendiri sudah ada sejak kenabian dan
masih membudidaya sampai sekarang. Tapi ironisnya dizaman sekarang
ta’aruf disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang tidak tau makna dan fungsi ta’aruf sesungguhnya. :c
Termasuk dalam hal
pacaran, pacaran adalah sebuah hubungan yang dibangun oleh wanita dan
laki-laki yang didasarkan atas nama cinta dan kasih sayang diantara
keduanya yang tidal lain mereka sudah saling lama mengenal satu sama
lain. Pacaran dan ta’aruf hampir tidak bisa dibedakan :f karena termasuk
dalam proses perkenalan antara lawan jenis yang ingin bersatu dalam satu
kehidupan dimasa depan.
Dan pertanyaanya bagaimana pacaran berkedok ta’aruf bisa terjadi...? Berikut adalah
urainnya :
- Biasanya aturan ta’aruf adalah wanita dan laki-laki menjalin hubungan
perkenalan selama 3 bulan, dan dalam 3 bulan tersebut mereka akan
menjalaninya didampingi oleh orang yang ahli agama atau biasa disebut
ustad.
- Mereka akan membicarakan tentang diri mereka secara detail
(perkenalan) tanpa ada kontak fisik sama sekali sampai mereka merasa ada
kecocokan satu sama lain yang akan berujung ke tahap selanjutnya
(pernikahan). :@
Sedangkan pacaran berkedok ta’aruf di deskripsikan seperti hubungan
pacaran tapi didasari ta’aruf bukan didasari cinta (pasti bingung ya sama saya juga bingung :O
). Yang dimaksudkan disini adalah wanita dan laki-laki yang mengaku
sedang menjalin ta’aruf tetapi seperti hubungan pacaran kebanyakan yang
melewati batas-batas norma ta’aruf seperti kontak fisik, berkata mesra,
dan sampai melewati batas waktu masa ta’aruf itu sendiri yakni lebih
dari 3 bulan atau bahkan sampai bertahun-tahun. :$
Di jaman yang serba canggih ini dengan banyaknya situs-situs jejaring sosial seperti
Facebook dan
Twitter ternyata tanpa di sangka tanpa di duga ternyata
Pacaran Berkedok Ta’aruf Makin Marak di Dunia Maya. :r
Entah apa yang ada di benak mereka, apakah ta’aruf dipahami sesuai
syariat atau sengaja menyelewengkan dari makna yang sebenarnya, banyak
ikhwan dengan mudahnya mengatakan ingin ta’aruf dengan akhwat yang
diincarnya melalui dunia maya tanpa perantara pihak ketiga.
Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana
yang untuk umum mana yang harusnya dijadikan rahasia dirinya dengan
Allah, facebook menjadi keranjang sampah :c juga menjadi diary bagi
sebagian orang. Akhwat dan ikhwan berpacaran pun sudah mulai berani
membuat status in relationship dengan pasangan yang disebutnya sedang
ta’aruf.
Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang
pacaran dan mana yang ta’aruf. Belum ada ikatan apapun mereka sudah
berani memanggil umi-abi :c
Ada pula komentar yang lebih liar,
“Eh iya ukhti kelihatan anggun dengan
jilbab itu, hehehehe.” Maka si akhwat balik menjawab,
“Ah, akhi nih
bisa aja, ntar ana GR nih, heeeeee…” itukah yang disebut
ta’aruf? :f
Dulu ane banyak menemukan pencerahan di dunia maya dengan banyak
berteman, namun jadi ilfil (ilang feeling) setelah mengetahui sepak
terjang beberapa ikhwan akhwat, teriaknya agama, tapi murah terhadap
lawan jenis, menebar simpati dan basa-basi. :c
Salah satu contoh bentuk ta'aruf dalam jejaring sosial. Dan untuk sampel sendiri saya dapat dari salah satu teman facebook saya sendiri yang kebetulan pada saat itu sedang asik-asiknya berkomentar dengan pacarnya :O
Screenshot
Mereka memakai kedok ta’aruf untuk melegalkan pacaran. Belum ada ikatan
apapun sudah berani memanggil
“umi-abi” atau
“abang-adik.” :O Tak sedikit
pula ditemui akhwat berjilbab lebar yang masih membudidayakan pacaran.
Tanpa malu-malu lagi. Apakah semua itu dilakukan karena ketidaktahuan
akhwat tentang bagaimana Islam mengatur pergaulan dengan lawan jenis? Wallahu a’lam. Yang pasti ada juga yang biasa berkomentar pacaran haram,
tapi dirinya masih juga berpacaran, namun memakai kedok ta’aruf.
Padahal praktiknya sami mawon. :O
Mungkin itu saja postingan yang dapat saya tuliskan saat ini, jika dirasa artikel ini bermanfaat untuk anda semua silahkan SHARE artikel ini :) . Terima kasih dan sampai jumpa pada postingan selanjutnya :k