Sponsored Link
Mitos Keberadaan Pasar Setan
Pasar Setan - Fenomena keberadaan Pasar setan atau pasar Bubrah sebenarnya
telah banyak dikenal oleh penduduk sekitar atau oleh para pendaki
gunung. Terlepas dari unsur misteri yang beredar tentang keberadaan
pasar setan ini maka sebenarnya dapat juga ditelaah secara lebih
realistis. Tulisan ini dibuat semata-mata agar kita selalu harus tetap
menjaga kewaspadaan dan kehati-hatian kita selama mendaki gunung
termasuk apabila berada di daerah yang disebut sebagai pasar setan itu.
 |
ilustrasi pasar setan |
Lokasi Keberadaan Pasar Setan
Jalur pendakian di suatu gunung
biasanya dipilih berupa medan yang mudah dengan jalur yang tidak terlalu
curam. Dalam hal seperti ini kadang ada satu jalur yang akan melewati
punggung suatu bukit dengan kondisi yang agak datar. Daerah seperti ini
biasanya akan dilewati pendaki sekaligus terkadang dipilih untuk tempat
peristirahatan sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Di Daerah punggung bukit inilah yang secara alami biasanya menjadi
lokasi keberadaan pasar setan misterius tersebut. Punggung bukit ini
yang sering berupa bentangan menyerupai lapangan yang relatif datar.
Dengan demikian lokasi seperti ini cocok untuk dijadikan tempat
mendirikan kemah dengan menggunakan perlindungan dari semak-semak atau
batu besar supaya terhindar dari angin kencang yang bertiup.
Karakteristik
lain yang menjadi ciri keberadaan pasar setan adalah daerah ini sudah
tidak memiliki banyak pepohonan tinggi dan berbatang besar. Pada daerah
ini hanya tinggal semak-semak perdu dengan ketinggian kurang dari dua
meter. Dengan demikian angin sangat terasa sekali mengenai tubuh manusia
yang sedang berada di daerah ini.
Pada lokasi punggung bukit
seperti ini hampir selalu dipastikan pada waktu malam merupakan tempat
angin bertiup kencang. Angin malam biasanya akan bertiup dari bawah
melewati lereng-lereng secara cepat. Pada saat melewati punggung bukit
ini akan bertiup dan memberikan fenomena suara yang berisik. Hal seperti
inilah yang kemudian membuat sensasi keriuhan yang dianggap sebagai
suara menyerupai suasana pasar. Dengan demikian daerah inilah oleh
banyak orang dianggap sebagai daerah pasar setan, karena pasar yang
sebenarnya tidak terlihat dan hanya suaranya saja yang terdengar.
Di
lokasi pasar setan sering dikabarkan memakan korban orang atau pendaki
gunung meninggal dunia. Hal ini sebenarnya dapat mudah dimengerti karena
perjalanan mendaki gunung biasanya akan memerlukan tempat untuk
beristirahat sementara. Sahabat anehdidunia.com salah satu pilihan orang
untuk beristirahat kemungkinan besar adalah dipilih daerah di sekitar
pasar setan ini. Tentu saja dipilih hal ini karena relatif sudah dekat
dengan puncak, daerah ini relatif datar sehingga mudah untuk mendirikan
tenda atau sekedar berlindung di bebatuan. Pada saat beristirahat
seperti inilah sering terjadi kasus orang kedinginan dan menderita
hipotermia misal karena cuaca di atas yang relatif ekstrim seperti turun
hujan besar dan kabut gelap. Dengan demikian dapat dimengerti jika
banyak korban meninggal dunia yang berlokasi di daerah pasar setan.
Demikian
juga kalau ada pendakian yang memaksa kondisi darurat ada yang jatuh
kecelakaan atau yang lainnya, maka tempat yang dipilih untuk menunggu
sementara adalah di pilih di daerah sekitar pasar setan ini. Dengan
berada di tempat ini maka penyelamat relatif dapat mudah mencari dan
menemukan korban sehingga tindakan evakuasi dapat segera ditangani.
Orang
melakukan pendakian gunung sangat sering melakukannya pada malam hari
dalam rangka tujuan melihat matahari terbit dari puncak gunung. Selain
itu jika pendakian dilakukan malam hari maka udara juga tidak terlalu
panas oleh terik matahari. Perjalanan seperti ini dapat diatur oleh
pendaki yang berpengalaman untuk dapat mencapai puncak sebelum matahari
terbit. Namun kadang ada juga pendaki yang naik sore hari sehingga dapat
sampai puncak sebelum pagi untuk beristirahat di tengah perjalanan.
Tempat perjalanan seperti ini biasanya juga dipilih daerah sekitar pasar
setan.
Untuk pendakian yang dilakukan pada siang hari. Tentu
saja akan memerlukan waktu untuk menginap di atas gunung. Biasanya
mereka akan membawa peralatan tenda untuk camping cukup lengkap. Hal ini
karena mereka perlu meluangkan waktu menginap semalaman sebelum
melanjutkan pendakian ke puncak pada pagi harinya. Lokasi daerah
penginapan yang dipilih pun di daerah sekitar pasar setan.
Jadi memang wajarlah kalau
keberadaan pasar setan
ini menjadi terkenal karena hampir banyak orang dan pendaki gunung
selalu melewati daerah ini khususnya saat perjalanan pendakian malam
hari.
Keangkeran Pasar Setan
Dalam banyak cerita, biasa
dikabarkan cerita tentang penampakan sosok menyerupai orang yang berada
di lokasi pasar setan. Bahkan saya menemukan satu blog yang memuat
cerita tentang fenomena pasar setan di gunung Sumbing oleh penulis yang
mengaku dari tim mapala satu daerah.
Di rute pendakian di gunung
Sumbing setelah lokasi Tanjakan Setan ternyata saat beristirahat
diketahui menampakkan keramaian seperti pasar. Di sana bahkan kemudian
dijumpai sesosok jasad bersemedi yang sudah membeku yang terlihat oleh
seluruh anggota. Walaupun setelah akan diabadikan dengan kamera, hal ini
tidak berhasil. Di lokasi berdekatan bahkan mereka menjumpai beberapa
sosok lima sosok wanita menempel di perbukitan yang terlihat jelas oleh
beberapa anggota rombongan.
Suasana mistis yang sama kemungkinan
besar juga pernah dihadapi oleh banyak pendaki di lokasi jalur pendakian
gunung yang lain. Misal di gunung Slamet, lokasi pasar bubrah yang ada
bahkan cenderung lebih terkesan angker. Untuk jalur pendakian dari
Kutabawa, harus melewati pasar bubrah yang cukup luas sebelum mencapai
daerah puncak gunung.
Keangkeran seperti ini dapat saja dipahami
karena suasana saat itu mendukung, kelelahan pendaki setelah berjalan
jauh, kegelapan malam dan faktor kondisi alam akibat tekstur gunung,
seringkali menyebabkan terjadinya halusinasi. Sahabat anehdidunia.com
dari sisi alam ghaib, memang tidak dipungkiri bahwa bisa jadi jin akan
muncul menampakkan diri untuk menggoda dan mengganggu iman para pendaki.
Toh kita memang wajib beriman pada keberadaan hal-hal yang ghaib
sepanjang tidak sampai membawa ke kemusyrikan.
Suasana angker di
daerah pasar setan seringkali ditambah akibat keberadaan bekas nisan
atau monumen prasasti untuk memperingati meninggalnya pendaki di lokasi
itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu, sebenarnya tidak ada kuburan.
Jadi kalau ada pendaki yang meninggal dunia maka selalu akan dibawa
turun untuk dimakamkan oleh pihak keluarga di daerah asalnya atau tempat
lain. Kalau ada bentuk semacam kuburan, maka itu sebenarnya hanya
penanda saja atau lebih berupa prassti peringatan. Tetapi memang
keberadaan hal ini menjadi lokasi terlihat lebih menyeramkan.
Lokasi pasar setan di siang hari

Pada siang hari, keberadaan pasar setan akan tidak terasa oleh
pendaki. Hal ini karena keberadaan sinar matahari yang mampu menerangi
seluruh daerah. Pendaki umumnya lebih terpukau pandangannya oleh
pemandangan alam yang tersaji luas. Keindahan alam seperti ini
betul-betul akan menarik perhatian dan dapat melupakan keberadaan pasar
setan yang ada sebelumnya.
Bayangan keangkeran di siang hari
biasanya akan musnah, karena di siang hari kondisi angin relatif lebih
kecil sehingga suara ribut pun menjadi tidak terdengar. Saya yakin kalau
mengalami gejala angin ribut di lokasi itu pada siang hari, maka
fenomena suara-suara pasar setan pun akan terdengar kembali dalam nuansa yang berbeda.
Walau
bagaimanapun di siang hari di lokasi pasar setan ini, kewaspadaan dan
pantangan untuk selalu menjaga tingkah laku kita tetap harus dilakukan.
Sering tingkah laku yang kelewatan atau sikap yang sombong membuat kita
lalai, padahal lokasi jalur pendakian sering kali menyesatkan atau rawan
dengan kejadian kecelakaan. Oleh karena itu kita tetap selalu menjaga
konsentrasi dan perhatian kita selama pendakian.
Pasar adalah
tempat untuk aktivitas jual beli. Kalau ativitas jual beli dilakukan di
ata gunung maka bisa jadi dapat disebut sebagai pasar. Di puncak gunung
Lawu, khususnya saat hari minggu atau malam satu syura, ternyata ada
juga orang yang melakukan aktivitas berjualan di puncak gunung Lawu.
Beberapa penjual makanan ringan dan bakso menjajakan dagangannya bagi
para pendaki yang naik ke puncak dalam jumlah yang relatif banyak. Sosok
para penjual dan pembelinya jelas manusia karena mereka bukan setan
yang bergentayangan.
Omong-omong soal pasar setan di gunung ini,
ada satu gurauan kecil juga yang menyindir kondisi sosial masyarakat
sekarang. Mitos keberadaan pasar setan di suatu gunung dijamin tidak
akan hilang. Hal ini baru akan hilang kalau sudah ada minimarket
franchise 24 jam atau supermarket yang berani buka di sana. Kalau sudah
ada ini maka dijamin keberadaan pasar setan akan hilang.
Pasar
setan diduga bukan satu fenomena yang benar-benar ada. Fenomena ini
muncul karena kondisi daerah gunung yang mungkin menyebabkan terjadinya
suasana yang terasa menyerupai suasana pasar sehari-hari. Meskipun tidak
ada bukti fisik kuat yang mendukung keberadaan pasar setan ini, hal ini
dapat kita gunakan untuk selalu mengingatkan para pendaki gunung agar
senantiasa menjaga perilaku dan kehati-hatian selama perjalanan
pendakian, baik saat sedang mendaki ataupun dalam perjalanan pulang.
Rewrite : Aneh Di Dunia