Sponsored Link
Penelitian yang baru-baru ini dilakukan menemukan bahwa fitur Samsung Knox pada produk Galaxy terbaru ternyata tidak aman. Platform keamanan itu justru memungkinkan program jahat (malware) melacak email dan merekam data komunikasi.
Temuan tersebut diungkap peneliti di Universitas Ben-Gurion Negev, Israel. Pada awal bulan ini, mereka menemukan kerentanan yang mengancam ponsel dengan plaftorm Knox yang digunakan oleh pihak pemerintah dan korporasi.
Seorang peneliti di tim itu, Mordechai Guri, mengatakan bahwa kerentanan memungkinkan hacker dengan mudah melakukan intersepsi komunikasi data pada smartphone Galaxy S4 yang mengatifkan platform Knox.
Melihat temuan ini, pihak Samsung pun merespon. Akan tetapi perusahaan tetap yakin bahwa dasar dari Knox tidak dapat bisa disusupi malware. Knox sendiri terpasang secara default di Galaxy Note 3, sementara peneliti menemukan bahwa platform itu bermasalah di Galaxy S4.
Isu ini mencuat ke permukaan usai sejumlah rumor fitur keamanan terbaru yang akan disisipi pada Galaxy S5, termasuk pemindai retina mata.
Perusahaan asal Korea Selatan itu pun tengah giat merayu pihak pemerintah untuk menggunakan produknya. Samsung sendiri dilaporkan berhasil mengapalkan 81,2 juta unit smartphone pada kuartal ketiga tahun ini.
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) sejauh ini belum berkomentar soal temuan isu kemanan. Sejauh ini, pihaknya memang telah mengguanakan 500 unit Galaxy S4 sebagai bagian dari program percontohan. Kemudian, mereka juga belum menyetujui penggunaan platform keamanan Knox digunakan pada jaringan Pentagon.
Sumber: WJS