Sponsored Link
Roket tanpa awak bernama Falcon 9 meluncur dari lapangan penerbangan antariksa California pada Minggu untuk menguji perangkat sebelum peluncuran layanan satelit komersial akhir tahun ini. Falcon 9 merupakan roket andalan SpaceX atau Space Exploration Technologies, perusahaan antariksa swasta asal Amerika Serikat.
Roket besutan SpaceX ini diluncurkan di Vandenberg Air Force Station. Falcon 9 diterbangkan dan meluncur di atas Samudera Pasifik serta meninggalkan kepulan jejak uap air yang terlihat, bahkan ketika roket meninggalkan atmosfer.
"Roket meluncur dengan baik, lebih dari yang kami harapkan. Itu (meluncur) sangat halus," kata Elon Musk, pendiri sekaligus Chief Executive SpaceX. Falcon 9 kabarnya membawa satelit kecil yang dinamakan Cassiope. Satelit ini terletak di bagian hidung roket yang mengerucut berdiameter 5 meter.
Cassiope dirancang untuk memantau lingkungan luar angkasa di sekitar Bumi. Selain itu, perangkat juga berfungsi sebagai satelit komunikasi.
Musk mengungkapkan, dirinya tertarik untuk mengembangkan teknologi untuk menerbangkan roket Falcon dan memungkinkan roket kembali ke lapangan pendaratan. SpaceX juga mengusung teknologi yang memungkinkan perangkat motor untuk dipulihkan atau didaur ulang, diperbarui untuk kemudian diterbangkan lagi.
Sejauh ini, roket-roket konvensional lainnya usai mengirimkan muatan ke orbit luar angkasa. Kemudian, roket dijatuhkan kembali ke Bumi dan pada dasarnya meledak di udara sebelum menghantam permukaan laut.
"Hal yang paling revolusioner tentang Falcon baru 9 adalah kemampuan potensial untuk memulihkan fase dorongan, yang hampir tiga perempat dari biaya roket," kata Musk. Dengan demikian, teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk lebih hemat biaya peluncuran dan perawatan roket.
SpaceX mengungkap, versi peningkatan Falcon 9v1.1 memiliki mesin 60 persen lebih kuat ketimbang versi sebelumnya. Selain itu, roket memiliki tangki bahan bakar lebih besar serta perangkat lunak dan fitur lainnya guna meningkatkan kapasitas angkat, menyederhanakan operasi untuk layanan komersial.
Sumber: Voanews