Sponsored Link
Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) merupakan virus yang menjadi fokus penelitian beberapa ilmuwan di Australia. Peneliti yang melaporkan studi mereka dalam Virology Journal mengungkap bahwa virus ini bisa menginfeksi dari kelelawar ke manusia.
Dengan menganalisis bermacam spesies kelelawar, ilmuwan menunjukkan bahwa gen 'DPP4' kelelawar beradaptasi secara signifikan seiring mereka berevolusi. Ini menunjukkan perkembangan jangka panjang antara kelelawar serta virus.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Mers-COV menggunakan reseptor DPP4 masuk ke dalam sel. Hal ini menunjukkan bahwa virus dapat meninggalkan jejak evolusi dalam gen.
Jie Cui dari University of Sydney dan peneliti Duke-NUS Graduate Medical School serta CSIRO menganalisis urutan DPP4 dari tujuh gen kelelawar. Kemudian, mereka membandingkan temuan dengan spesies mamalia non-kelelawar.
Menurut peneliti, MERS-CoV bisa berevolusi dalam populasi kelelawar sebelum membuat lompatan untuk menginfeksi manusia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami rute transimisi dengan mengumpulkan lebih banyak kelelawar MERS-CoV.
"Analisis kami menunjukkan bahwa garis keturunan evolusi mengarah pada pendukung evolusi MERS-CoV saat ini dengan kelelawar untuk jangka waktu yang panjang. Akhirnya (virus ini) melompat batas spesies untuk menginfeksi manusia," jelasnya.
Wikipedia menerangkan, MERS-CoV pertama kali dilaporkan pada 24 September 2012 oleh ahli virologi Mesir. Ia menemukan coronavirus yang sebelumnya belum diketahui dari paru-paru seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun. Laki-laki ini mengidap pneumonia dan gagal ginjal akut.
Sumber: Sciencedaily